Sabtu, 21 Mei 2016

Cegah Anak Jadi Korban Kejahatan Seksual, Ajarkan Body Safety Pada Mereka

stop kekerasan seksual pada anak
STOP child sexual abuse (image: orbala)
Belakangan ini kita dikagetkan dengan peristiwa tragis Yuyun, seorang pelajar 14 Tahun, yang diperkosa oleh 14 orang pria. Sebagian pelakunya adalah anak di bawah umur.  TRAGIS dan MIRIS sekali berita ini.
Tindakan kejam dan tidak berperikemanusiaan ini dikutuk para netizen dan masyarakat. Bahkan, pemerintah pun tidak tinggal diam menanggapi kejadian ini. Sampai-sampai ada wacana kebiri untuk pelakunya.
Tak lama setelah itu, muncul efek domino dari kisah  tragis Yuyun yang mencuat ke permukaan. Kejadian-kejadian serupa terjadi, membuat hati saya sebagai seorang Ibu was-was dan sedih.
Amit-Amit  jangan sampai kejadian itu terjadi sama anak saya sendiri. Jauh-jauhin Ya Allah.. Amit-amit Jangan sampe..

Satu berita lainnya yang bikin saya merinding adalah kejadian tewasnya anak umur 2.5 tahun yang diperkosa oleh tetangganya. Ya Allah... kok bisa ya manusia seperti gak punya otak melakukan hal yang kejam seperti itu, pada anak lagi. Astaghfirloh.

Jujur aja, setelah banyaknya pemberitaan serupa di media sosial, Internet dan Televisi. Saya jadi lebih sering komat-kamit dan berdo’a untuk Shalu , anak perempuan saya. ngeri banget rasanya. Gak kebayang dan gak mau ngebayangin..

Saking Takutnya, saya mulai cari info sana-sini tentang  pendidikan seks pada anak. Sepertinya ini diperlukan oleh mereka, sebelum mereka terpapar informasi yang salah dari luar.
Sebelum, bahas tentang pendidikan seks, ternyata sebaiknya anak diberi informasi tentang body safety dulu.

Kedua hal penting ini, bisa jadi  pencegahan agar anak kita tidak jadi korban kekerasan seksual.


fakta kekerasan seksual pada anak
Berdasarkan penelitian dari CDC (Centers for Disease Control) kurang lebih 1 dari 6 anak laki-laki dan 1 dari 4 anak perempuan  mengalami kekerasan seksual sebelum menginjak umur 18 Tahun





ngasuh anak: ajarkan body safety
source: some secrets

Mengapa mengajarkan body safety pada anak?


Anak-anak memiliki keluguan dan kepolosan akan berbagai hal.  Kepolosan inilah yang sering digunakan oleh orang-orang jahat untuk melakukan tindakan kriminalnya. Malah banyak juga anak  yang tidak sadar kalau mereka menjadi korban dari tindakan jahat orang lain.
Disinilah peran kita sebagai orang tua untuk memberikan pengetahuan mengenai body safety supaya mereka bisa membedakan batasan –batasanya.
Jika terjadi hal yang tidak diinginkan, mereka akan sadar dan berani untuk mengungkapnya.

Bagaimana mengajarkan Body Safety ?

Berikut langkah-langkahnya:
Body safety pada anak
image: washtenawchildren.org

#1. Bicarakan dengan anak tentang  tubuh dan kenalkan nama-nama anggota tubuh

Mulailah dengan  kenalkan semua anggota tubuh mereka, jelaskan nama-namanya. Untuk bagian  yang sensitif boleh ganti dengan nama-nama yang mudah tetapi sebaiknya tidak terlalu jauh dari nama sebenarnya.

#2. Ajarkan bagian tubuh  pribadi pada anak

area pribadi anak harus selalu tertutup
images: google

Setelah mengenalkan bagian tubuh  secara umum. Ajarkan anak juga untuk mengenal bagian pribadinya. Bagian ini disebut pribadi karena tidak boleh ada satupun orang yang melihatnya. Jelaskan  pula hanya ayah atau Ibu nya yang boleh melihatnya, itupun hanya saat membersihkan area sensitifnya setelah buang air.
 Jika anak sudah mandiri biarkan mereka melakukannya sendiri. Sebutkan orang-orang yang mungkin boleh membantunya. Seperti nenek, kakek atau pengasuh ( yang  sudah jelas kita kenal dan percaya).
Biasakan anak untuk selalu menutup bagian-bagian yang  tidak boleh dilihat orang lain. Tumbuhkan rasa Malu  pada anak.

#3. Ajarkan batasan bagian tubuh mana yang boleh atau tidak terlihat oleh orang lain.
Yang terpenting adalah menutup area pribadi nya. Bisa juga menyisipkan ilmu agama, jelaskan batasan aurat  antara laki-laki dan perempuan. Tidak perlu terlalu detil, buat anak memahaminya dengan mudah.
Misal untuk anak perempuan, biasakan gunakan kerudung kecil saat bepergian,  jika laki-laki ajak anak memakai baju koko saat solat atau jumatan.

#4. Jelaskan pada anak bahwa apapun yang terjadi padanya diam bukanlah jalan terbaik untuk mengatasinya
cegah anak jadi korban kejahatan seksual
anak-anak takut untuk cerita karena diancam.

Para pelaku kejahatan setelah melakukan aksi jahatnya selalu menyuruh anak untuk bungkam.  Mengancam anak agar tidak memberitahukan perbuatannya pada orang lain atau orang tuanya.

Seperti kasus sodom yang terjadi beberapa waktu lalu, jumlah korbannya yang sebagian besar adalah anak kecil itu sampai mencapai puluhan lebih ( saya lupa berapa jumlahnya tepatnya). Dari sini terlihat si pelaku terus menerus melakukan aksi bejatnya tanpa takut terbongkar hanya dengan menakut-nakuti  para korban.
ajarkan anak untuk berani berbicara
tumbuhkan keberanian pada anak untuk bicara

Disinilah kita harus mengajak anak untuk terbuka. Biasakan untuk aktif bertanya pada anak. Dimulai dengan tanya bagaimana perasaan nya hari ini? dari pertanyaan itu, mereka akan menceritakan detil kegiatan yang mereka lakukan . Supaya kita tahu siapa saja orang-orang yang sering berinteraksi dengannya. Siapkan telinga dan tutup mulut kita. Dengarkan dengarkan dengarkan.. biarkan anak menceritakan semua hal yang dialaminya tanpa terpotong. Merasa didengarkan membuat anak lebih antusias bercerita.

#5.  Tidak ada seorang pun yang boleh mengambil foto daerah pribadi nya
dilarang mengambil area pribadi anak
image:google

Mengambil foto sudah bukan hal yang  sulit saat ini. Lewat smartphone kita bebas mengambil gambar apapun untuk dijadikan objek. Fenomena selfie yang  populer saat ini juga dialami oleh anak-anak.
Saya juga termasuk ibu yang suka ajak anak untuk berfoto-foto ria.
Alhasil, Shalu otomatis tertular ikutan selfie saat pegang handphone ummi nya.

Pernah suatu hari saya mendapatkan info dari salah satu teman. Ternyata foto anak bayi yang  tanpa pakaian bisa dijadikan objek oleh orang-orang pedofil, Astaghfirloh.. maksud hati ingin mengabadikan momen lucu si bayi. Tapi ada aja orang-orang yang berpikirnya tidak rasional.

Sejak saat itu saya tidak pernah upload foto anak yang sedang bermain air di kamar mandi atau bermain tanpa baju.  Cukup saya simpan sebagai dokumentasi pribadi saja. Untuk kenang-kenangan.
Sebagai orang tua, ternyata kita harus lebih peka saat ini. Banyak celah yang bisa dilakukan oleh para pelaku kejahatan. PENTING untuk mengajarkan anak selektif dalam berfoto.  Beri penjelasan bahwa ada bagian tertentu yang tidak boleh dijadikan objek berfoto. Apalagi area tubuh. Sangat dilarang.

#6. Ajarkan pada anak bagaimana cara lari dari situasi atau keadaan darurat

Jika dalam keadaan darurat. Ajarkan anak untuk berteriak atau mencari tempat ramai. Hindari tempat sepi dan gelap. Jika mereka bertemu dengan orang-orang yang membuat tidak nyaman. Cari cara untuk kabur dari keadaan tersebut seperti bilang mau pipis atau buang air.

#7.  Buat kode dengan anak dan gunakan kode tersebut ketika mereka merasa tidak aman


kode penyelamatan anak
kode penyelamatan anak

Buat kode penyelamatan dengan anak misal menyilangkan tangan ke bahu, melambai tangan atau apa saja yang mudah diingat oleh anak. Jika sesuatu terjadi, ajarkan anak untuk melakukannya di dekat kamera CCTV yang mereka lihat atau dekat orang yang mungkin bisa membantunya.


Tidak saya pungkiri, penjelasan mengenai Body Safety di atas tidak cukup melindungi anak-anak kita dari tindakan kriminal yang tidak diinginkan. Namun, cara ini bisa dijadikan bekal untuk anak agar lebih berani dan peka jika mereka berada dalam situasi yang buruk. Tentu nya masih banyak cara lainnya yang bisa kita ajarkan pada anak supaya terhindar dari hal-hal buruk lainnya.

 Yang perlu kita ingat saat ini dan seterusnya adalah berdo’a.  Doa adalah langkah awal untuk melindungi mereka. Semoga tidak ada lagi kejadian memilukan yang terjadi pada anak-anak. Dan kita dijauhkan dari hal-hal buruk yang tidak diinginkan.
Amiin...
 



3 komentar:

  1. Terima kasih tulisannya, mbaa. Aku juga slalu mengajarkan agar anak berhati-hati dan aku membatasi sebarkan info anak ke Medsos

    BalasHapus
  2. Sama-sama mba alida,
    Betul banget sekarang harus lebih hati-hati,apalagi di medsos,kadang ada aja org yg cari celah utk berbuat jahat lewat media sosial

    BalasHapus